Perjalanan Spiritual

Semenjak kecil  kedua orang tuaku telah menanamkan dalam diriku betapa pentingnya ilmu agama, sehingga beliau bersungguh sungguh mengarahkan aku untuk selalu pergi ke langgar/masjid untuk mengaji bahkan beliau telah memasrahkan aku kepada seorang kiyai untuk dididik tanpa ragu bahkan kalo tidak menurut boleh dipukul, demikian yang kudengar dari bapakku sehingga akupun bersungguh sungguh dalam menuntut ilmu. Ketika ada acara maulid nabi shollallahu alaihi wasallam atau peringatan isro' mi'roj aku duduk di dalam bersama orang tua dan hikmat dalam mendengarkan ceramah agama sampai selesai acara demikian itu aku lakukan karena perintah ibuku, tidak seperti kebanyakan anak seusiaku yang duduk berkumpul di luar sambil ngobrol bahkan bercanda bahkan juga ada yg tidur, dan yang tidak kalah pentingnya kalo duduk di dalam bersama orang tua adalah pasti dapat porsi makanan yang lebih banyak  tidak perlu rebutan seperti  kalo duduk di luar, prikitiuw...kadang2  ada anak yang tidak kebagian makan karena tidur, kasihan deh....
Aku rasa aku dulu anak yang sangat patuh terhadap guru ngaji, kayaknya kiyai itu pasti benar deh, itu hal yang telah tertanam dalam hati sejak kecil sehingga pada proses pencarian kebenaran hal itu adalah yang paling berat ditinggalkan walaupun hal tersebut jelas jelas bertentangan dengan dalil Alqur'an dan Hadist yang shohih. Sejak kecil aku sudah banyak mengamalkan puasa2 sunnah yang diperintahkan kiyaiku, bahkan ikut sholat malam juga ikut dzikir2 asmaul husna dan amalan lain yang dilakukan kiyaiku, bahkan juga aku sudah mampu tuani puasa romadhon sebelum baligh, aku khotam alquran sebelum dikhitan dan acara khotmil quranku dilakukan sehari sebelum aku dikhitan. Aku sering mijitin kaki kiyaiku kalo diminta sambil dengerin kiyaiku bercerita yang ternyata kemudian hari aku ketahui bahwa itu cerita khurofat tentang karomah para kiyai dan para wali. Awal ngaji di jawa guruku pak Takruni, setelah pindah ke Kalimantan guru ngajiku antara lain Lik Gito, Kang Warsito, Pak Pagi, Pak Sumardi, Pak yai Sahil, Pak yai Mukhlasin. Selain mengaji Alquran aku juga belajar ngaji kitab gundul diantanya kalo gak salah sulam safinatunnaja, qotrul  tapi tidak selesai karena setelah lulus smp aku pergi meninggalkan desaku tercinta dan meninggalkan orang2 yang mencintaiku. Itulah dasar2 agama yang yang dapat sebagai bekal mengarungi kerasnya kehidupan di kampung orang. Ketika aku sekolah di kotabaru aku menjadi anak yang taat dalam hal ibadah, pemilik wisma tempat aku tinggal adalah orang muhammadiyah dan di belakang wisma ada masjid muhammadiyah dan aku hampir selalu sholat ke situ, itulah awal aku mengenal perbedaan dalam pelaksanaan ibadah yang membuka hatiku ingin mengetahui kebenaran yang sebenarnya tapi masih tertahan, yang penting aku ikut2 aja, kadang di masjid muhammadiyah kadang di masjid tradisional NU. Demikian rutinitas ibadahku sampai selesai tamat SMEA. Oo iya aku hampir lupa bahwa di Wisma tersebut jualah aku mulai mengenal tasawuf dari seorang langganan tamu wisma satria, aku diberi buku dan aku tertarik karena cocok dengan cerita kiyaiku di desa, bahkan aku pernah diingatkan oleh H Asikinnoor rohimahullah bahwa yang terutama harus kita jalankan adalah syariatnya.
Ketika kuliah aku termasuk salah seorang mentor untuk megajar alquran kepada teman2 yg belum bisa baca alquran, bahkan aku diikutkan diklat sebagai guru TPA yang diselenggarakan Badan Pengurus Masjid Seluruh Indonesia di tingkat propinsi, bersamaan dengan itu aku mulai terpengaruh teman dan lingkungan yang tidak baik yang membuat aku gagal kuliah, sehingga aku sering meninggalkan sholat, dari sinilah awal malapetakaku dalam urusan ketaatan kepada Allah dan Rosul Shollallahu alaihi wasallam, kepatuhan kepada orang tua, akhlak mulai rusak, karena mulai berbohong, untuk menupi kebohongan teman, mulai mencoba rokok dan perbuatan harom lainya yang membuatku menjauh dari Allah, inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, ini aib, hal ini saya ceritakan agar menjadi ibroh yang bisa diambil manfaatnya dan tentu ada hikamah dibalik semua itu yang diketahui di kemudian hari. Wanti wanti anak2 kita jangan salah bergaul, didik anak kita jadi orang yang jujur dan kuat pendirian sehingga tidak mudah terpengaruh walaupun keadaan sulit kecuali terpaksa dan akan membinasakan. Satu hal yang membuatku tertolong, aku masih suka ke masjid untuk sholat yang mungkin membuatku seperti berjalan di persimpangan membingungkan.
Sungguh, kemaksiatan membuat kita malas untuk melakukan ketaatan hal itu aku rasakan setelah pulang ke kampung.
Ketika di kotabaru menunggu dapat kerja, qodarullah aku juga dapat teman yang kurang baik karena memang lingkungannya seperti itu.
Setelah aku mulai kerja di pelabuhan batulicin dimana lokasinya dekat dengan pasar dan terminal, sungguh makin berat godaan hawa nafsuku sebagai pemuda yang sedang mencari jati diri. Aku berusaha untuk bergaul dengan orang2 yang aku anggap punya pengaruh dan punya banyak anak buah, dari situlah aku banyak berteman dengan berbagai macam orang dan makin sering melakukan kemaksiatan dan makin jarang sholat.
Semua yang telah terjadi karena Allah telah takdirkan, maka lakukanlah kebaikan karena hal tersebaut akan mengantarkan kepada takdir kita, sebagaimana yang rosul shollallahu alaihi wasallam sabdakan dalam hadist yang shohih yang pernah saya dengar dari seorang ustadz, redaksi dan matan hadistnya bisa dicek di kitab2 hadist. Di pelabuhan juga aku berteman dengan orang2 yang menekuni tasawuf bahkan berteman juga dgn orang yang berpemahaman manunggaling kawulo gusti, tambah kacau jiwaku. Setelah aku pindah ke mekar putih berganti lingkungan dan teman, juga atas dorongan dari wanita yang aku nikahi 6 bulan sebelum aku pindah ke mekarputih pada th 2002 alhamdulillah aku mulai berubah. Istriku minta diajari mengaji, kami mulai sering sholat bersama lama2 kami makin taat beribadah kepada Allah, kami mengamalkan puasa sunnah, tiap hari mengamalkan membaca surah yasin  dengan harapan ingin mendapatkan ilmu dan mendekatkan diri kepada Allah, mulai belajar meghapal terjemahan bacaan sholat dan memahaminya, sholat makin hikmat dan khusu', hingga tiba suatu hari...aku dietegur oleh seorang pegawai petugas pandu yang kuanggap sebagai guruku juga semoga Allah melimpahkan rahmatnya dan memberikan petunjuk. Mas... sampean tiap pagi baca apa? tanya beliau, saya baca surat yasin pak jawabku, ada dalilnya hadist kataku. Lalu beliau menjelaskan bahwa hadistnya lemah atau dhoif dan sebaiknya cari amalan yang hadistnya shohih. Dari situlah aku mulai tertarik memperdalami ilmu agama, sejak saat itu setiap hari aku baca Alquran beserta terjemahannya sampai khotam dan aku ulangi lagi karena aku merasakan ketentraman hati ketika membacanya,  namun demikian tidak semudah yang saya bayangkan, sempat ada pertentangan di dalam hatiku selama hampir 2 tahun, bolak balik hatiku memikirkannya, masa sih kiyaiku salah, masa sih amalanku selama ini salah, dan aku merasa takut meninggalkan amaliah karena takut kuwalat sama wali,  kala itu aku juga pinjam buku dari beliau antara lain buku soal jawab karya A Hasan yang aku baca sampai habis bahkan aku bawa pulang aku tunjukkan kepada adikku, aku juka pinjam buku al firqoh an najiyah jg majalah2 assunnah dll. Waktu itu aku belum mengenal manhaj, masih gado2, jadi apa yang beliau sampaikan aku santap semua, bahkan aku suka dengerin rekaman dari beliau ceramah dari ustadz yang mengumbar aib pemerintah, menjelekkan jelekkan presiden dan menebar kebencian, bahkan aku setel di rumah dengan volume besar, maklum awal2 belajar biasanya memang semangat, bahkan aku juga pinjam buku karya abubakar ba asyir, buku karya aman abdurrahman, bahkan membenarkan apa yang dilakukan amrozy cs, aku belajar agama tanpa ahlak dan sangat buruk akibatnya, akan dengan mudah kita memfonis orang lain yang tidak sesuai dengan hawa nafsu kita dengan fonis yang keji.
Sungguh, salah satu jalan untuk meraih ridho adalah lakukan amalan dengan ikhlash dan terus berdoa memohon pertolongan dan petunjuk dari Allah, jangan sombong, jangan suka merendahkan dan meremehkan orang lain, suka membantu orang lain yang memerlukan pertolongan kita dgn ikhlas juga ya. Allah akan menolong kita.
Semua telah Allah takdirkan, sekitar tahun 2008 aku ikut diklat operator radio di surabaya, di sana aku mengenal website radio rodja dari  mas zainul alfian jazaakallahu khoir  semoga Allah memberi petunjuk, dari web tersebut aku banyak mengambil referensi, sekembalinya dari diklat, di mekarputih aku kenal dengan mas alpian aba syuja sebagai partner baruku sebagai  operator radio, dari mas alpian aku pertama kali mengenal ceramah da'i ustadz bermanhaj salaf yaitu ceramah ustadz armen halim naro rohimahullah, berawal dari berteman dengan mas alpian inilah  aku mulai mempelajari manhaj salaf sampai sekarng semoga istiqomah, jazaakallah khoir wa barokallahu fik ya aba syuja.
Kita jangan terlalu bersedih  atas kegagalan usaha kita, karena apa yang kita anggap baik belum tentu baik menurut Allah, hikmahnya kita ketahui di kemudian hari, semua berkaitan kalo kita pikirkan, semoga Allah memberi petunjuk kepada kita pada jalan  yang lurus, aamiin.

Komentar