Perjalanan Asmaraku

Alhamdulillah aku ora ngganteng, nanging yo tetep laku, bahkan aku pernah dengar ada yang mengatakan kepada istriku opo sing mbok harap dari suroso wonge ndomble, hehehe.....
Aku mulai menyukai lawan jenis sejak kelas 5 SD, hanya senang kalo bertemu dan memendam rasa malu untuk mengungkapkan itu aja tidak yang lain, apa semua orang seperti itu ya? tak jawab sendiri, aku rasa tidak. Kata orang cinta monyet, apa maksudnya ya? aku juga gak tau.
Waktu sekolah SMP aku sudah mulai berani berkirim surat yang berisi puisi pujian, laksana puisi syair berdarah di dalam sandiwara radio, maklum waktu itu lagi seneng2nya dengerin. Intinya, apa yang sering kita dengar dan kita lihat itu akan mempengaruhi kita dalam melangkah menjalani kehidupan sehari hari, oleh karenanya dengar dan lihatlah yang baik dan bermanfaat dan tentunya yang halal.
Asmaraku di saat sekolah SLTA tak seindah di film2 remaja, waktu itu aku suka ke bioskop nonton film remaja jg film india, tentu ini sangat mempengaruhi cara pandang dan berfikirku tentang cinta asmara yang sebenarnya pacaran itu haram menurut hukum syar'i jadi harus dijauhi karena hal tersebut termasuk usaha mendekati zina. Beda halnya dengan anak pesantren yang sejak dini dididik dengan dasar2 yang sesuai tuntunan agama, yang dijelaskan aturan dan larangannya, karena semua ada hukum dan konsekuensinya dalam agama, sangat jelas. Jadi berikan pemgertian kepada anak kita tentang cinta asmara yang benar, jangan sampai anak kita dapat pelajaran yang salah.
 sehingga salah dalam melangkah.
 Jatuh cinta itu pelu pengorbanan terutama korban perasaan, bahkan sakit hati, patah hati, kalau cinta tak terbalas, jadi jangan berbuat sesuatu yang akan menyebabkan jatuh cinta lawan jenis, sibukkan diri dengan belajar ilmu syar'i yang bermanfaat. Yakinlah Allah telah mentakdirkan jodoh kita, bersabarlah karena Allah mencintainya, berdoalah karena doamu termasuk takdir, berusahalah dengan usaha yang syar'i, selebihnya bertawakkallah, dan pertolongan Allah itu dekat kepada orang2 yang bertaqwa, benar kata pak ustadz ketika menjelaskan firman Allah dalam Alquran.
Lakukanlah  kebaikan dengan istiqomah karena kalau Allah mentaqdirkan jodoh kita, kita akan bertemu dalam hal kebaikan, jangan sebaliknya, qodarullah itu sudah menimpaku, aku bertemu istriku dengan cara yang unik, kami sama2 melakukan hal yang sejenis maka bertemulah di situ, padahal waktu itu aku mempunya kekasih dan berjanji menikah, hubungan jarak jauh memang berresiko, LDR kata anak sekarang, aku bertemu dia di pelabuhan batulicin, dia kerja di biro agen tiket kapal laut, manis orannya dia berkata kepadaku ketika aku minta fotonya, aku tidak ingin fotoku kau miliki, tapi akulah yang harus kau miliki, romantis sekali kata2nya.  Kami saling mencintai dan berjanji menikah, saling berkirim surat dan tiap minggu bicara ditelpon saat hubungan baik. Qodarullah Allah tidak mentaqdirkan sebagai jodohku. Ada kejadian unik, suatu saat dia menelpon ke kantor dan ingin berbicara denganku, kebetulan aku yang terima telpon dan aku katakan jangan cari2 suroso lagi, orangnya sudah tidak seperti yang dulu lagi dan orngya sudah pindah ke mekarputih, qodarullah tak sampai setahun setelah kejadian tersebut benar aku dipindah ke mekarputih, apakah ini kebetulan? tentu tidak, semua telah Allah taqdirkan, maka berhati hatilah dalam berkata, jangan bohong.
Qodarullah 6 bulan sebelum aku pindah ke mekarputih, aku menikah dengan wanita yang sebenarnya tidak ingin aku nikahi, tapi Allah telah mentaqdirkan kami menikah, maka terjadilah dan sampai saat ini masih hidup bersamaku, dia sangat mencintai dan menyayangiku sepenuh hati. Untuk sementara cerita cintanya hanya sampai disini, kecuali memory yang hilang kembali lagi atau Allah mentaqdirkan hal lain atas cintaku.

Komentar